HUBUNGAN
ANTARA PENDIDIKAN INFORMAL, FORMAL DAN NON FORMAL
|
INFORMAL
|
FORMAL
|
NON FORMAL
|
TUJUAN
|
Lebih mendidik secara rohaninya
seperti kepribadian dan ahlak.
|
Mendidik anak didik supaya
mempunyai akal pikiran yang cerdas, serta ahlak dan kepribadian yang santun.
|
Mengembangkan potensi serta
Sebagai pelengkap untuk pendidikan formal dan sebagai pengganti untuk yang
tidak ataupun pernah menempuh
pendidikan formal.
|
TATA KELOLA/
MANAJEMEN
|
Tidak ada jenjang pendidikan
dan program yang direncanakan
|
Mempunyai alur dan jenjang
pendidikan yang jelas
|
Umumnya tidak mempunyai jenjang
pendidikan yang jelas
|
METODE
|
Tidak ada materi tertentu yang
tersaji secara formal
|
Menggunakan kurikulum yang
jelas seperti metode diskusi dan Tanya jawab .
|
Bersifat praktis dan kusus
serta pendidikannya berlangsung singkat
|
KONTEN
|
Sifat Dan prilaku yang baik
|
Kurikulum yang telah ditentukan
|
Keterampilan yang lebih
dikembangkan
|
HUBUNGAN (PENDIDIK
DAN ANAK DIDIK)
|
Pendidik sangat berpengaruh
kaarena pendidik disini berupa lingkungan masyarakat dan keluarga
|
Terkaddang kurang efisien dalam
kegiatan pembelajaran karena terlalu banyaknya peserta didik dalam satu
kelas.
|
Sangat efisiensi dan biasanya
ilmu mudah terserap oleh anak didik karena satu pendidik hanya mendidik
beberapa anak didik.
|
RUANG LINGKUP
|
Kepribadian seorang anak didik
sangat dipengaruhi oleh ruang lingkup
|
Biasanya anak didik lebih aktiv
dan bersosiolisasi karena seringnya berkomunikasi ataupun diskusi di ruang
lingkup
|
Peserta didik kurang aktiv dan
kurangnya bersosiolisasi dan lebih inviduals karena sedikitnya jumlah peserta
didik.
|
A.
TUJUAN
·
PENDIDIKAN
INFORMAL
Tujuan dari pendidikan informal yaitu lebih menekankan pada pendidikan
karakter berupa ahlak dan kepribadian. Karena pendidik darii lembaga informal
adalah keluarga serta masyarakat sekitar sehingga dalam lembaga ini tidak
adanya tujuan dan kurikulum yang terencana, terstruktur dan sistematis.
·
PENDIDIKAN
FORMAL
Tujuan tujuan
pendidikan formal meliputi :
1.
Mendidik
keintelektualan atau kecerdasan
keintelektualan atau kecerdasan merupakan tujuan utama dari pendidikan
formal karena berhasil atau tidaknya proses pendidikan formal lebih ditekankan
pada kecerdasan ataupun keintelektualan peserta didik. Karena jika peserta didik cerdas mereka lebih
mampu ataupun siap untuk menghadapi ataupun menyelesaikan persoalan persoalan
dimasyarakat. Karena Untuk
menghadapi persoalan tersebut, diperlukan kemampuan kecerdasan moral. Kalau
tidak cerdas di dalam membuat keputusan moral, dikawatirkan keputusan moral
yang dihasilkan dan dilaksanakan justru akan menimbulkan persoalan yang lebih
rumit atau lebih besar.
2.
mendidik
karakter
Pendidikan karakter seringkali dipertukarkan dengan
penggunaan istilah yang sangat berdekatan, yakni pendidikan moral, pendidikan
budipekerti, dan pendidikan akhlak mulia meskipun sebenarnya makna
istilah-istilah tersebut tidak identik. Di dalam ungkapan
pendidikan karakter terkandung dua makna penting
yakni: a) penanaman nilai-nilai moral; dan b) pembentukan jatidiri, yang
membedakan dengan kedirian
lain. Pendidikan karakter dimaksudkan untuk membantu
dan mendukung pembentukan jatidiri yang sarat
·
PENDIDIKAN
NON FORMAL
Tujuan dari adanya pendidikan non formal adalah lebih dari mengembangkan
potensi ataupun menemukan potensi yang ada dalam peserta didik. Fungsinya sendiri
pendidikan non formal bias bersifat komplementer dan juga bisa bersifat
subtitusi.
Bersifat komplementer atau pelengkap jika peserta didik tersebut
merupakan peserta didik juga dari lembaga formal yang mengembangkan potensinya
di lembaga non formal. Bersifat subtitusi atau pengganti jika peserta didiknya
merupakan anak didik yang putus sekolah ataupun tidak sekolah karena adanya
factor.
B.
TATA
KELOLA / MANAJEMEN
·
PENDIDIKAN
INFORMAL
Tata kelola dan manajemen di lembaga pendidikan informal tidak jelas, tidak
terstuktur dan tidak sistematis. Dalam
lembaga ini juga tidak ada jenjang tingkatan dan kurikulum yang jelas. Proses
pendidikannya hanya didasarkan pada nasehat dan interaksi dengan masyarakat
sekitar.
·
PENDIDIKAN
FORMAL
Tata kelola dan manajemen di lembaga pendidikan formal sangat jelas,
terstruktur dan berjalan secara sistematis dan teratur. Jenjang dan tingkatan
nya pun jelas berurutan mulai SD,SMP,SMA, hingga Perguruan Tinggi. Menggunakan
kurikulum yang sudah ditentukan oleh pemerintah walaupun setiap beberapa tahun
sekali sistemnya diganti dengan tujuan memperbaiki kurikulum yang dulu.
·
PENDIDIKAN
NON FORMAL
Tata kelola dan manajemen di lembaga pendidikan non formal umumnya tidak
mempunyai jenjang pendidikan yang jelas
karena pada dasarnya lembaga ini hanya untuk mengembangkan potensi dari
peserta didik. Pada pendidikan non formal sebagian ada yang menerapkan
kurikulum seperti kursus privat atau lembaga kursus lainya yang mengikuti
kurikulum di lembaga formal. Sebagian besar lembaga non formal berdiri tanpa
campur tangan pemerintah (pihhak swasta)
C.
METODE
·
PENDIDIKAN
INFORMAL
Tidak adanya materi
yang tersaji secara jelas bahkan tidak ada metode kusus yang digunakan dalam
pendidikan informal karena pada dasarnya proses pendidikan di lembaga informal
terjadi begitu saja tanpa disengaja.
·
PENDIDIKAN
FORMAL
Metode yang digunakan sangat terencana dan memiliki tujuan yang jelas. Metode yang digunakan untuk setiap
jenjang tingkatan sekolah berbeda beda, Misalkan metode yang digunakan untuk
anak SD dan SMP pasti berbeda, serta metode yang diterapkan di SMK dan SMA pun
pasti berbeda. Misalnya di SD biasanya lebih menggunakan metode bermain seperti
belajar sambil bernyanyi sedangkan di SMP,SMA< bahkan perguruan tinggi
berbeda lagi, biasanya lebih mengutamakan metode diskusi dan anya jawab. Tapi
pada dasarnya setiap sekolah di pendidikan formal memiliki kurikulum yang sama
yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
·
PENDIDIKAN
NON FORMAL
Metode yang digunakan cukup efisien karena pada dasarnya lembaga non
formal mempelajari satu hal atau kusus. Objek kajian yang dipelajari hanya satu
yang dipelajari lebih dalam dan detail dari pada yang dipelajari di lembaga
formal. Misalkan kursus bahasa inggris ya berarti yang dipelajari bahasa
inggris yang lebih dalam lebih terperinci ketimbang bahasa inggris yang
diajarkan di pendidikan formal.
D.
KONTEN
·
PENDIDIKAN
INFORMAL
Konten atau isi dalam lembaga pendidikan
informal adalah sifat dan prilaku yang baik yang sesuai dengan lingkungan yang
ia tinggali. Sifat dan prilaku yang peserta didik miliki adalah hasil dari
interaksi dan sosialisasi dengan masyarakat ataupun keluarga dan telah menjadi
kepribadian peserta didik tersebut.
·
PENDIDIKAN
FORMAL
Konten atau isi dalam lembaga pendidikan formal meliputi kurikulum yang
telah ditetapkan oleh pemerintah dan harus diterapkan oleh lembaga lembaga
pendidikan formal baik negeri ataupun swasta. Kurikulum yang telah ditetapkan
pemerintah pada zaman sekarang menekankan pada kecerdasan afektik, kognitif,
psikomotorik serta pendidikan kaarakter.
·
PENDIDIKAN
NON FORMAL
Konten atau isi
lembaga pendidikan non formal adalah
Keterampilan yang lebih dikembangkan yang dimaksudkan untuk memperdalam
penguasaan materi yang lebih spesifik sehingga peserta didik mempunyai
spesialisasi dan menjadi spesialis.
E.
HUBUNGAN
(PENDIDIK DAN ANAK DIDIK)
·
PENDIDIKAN
INFORMAL
Hubungan antara pendidik dan anak didik di lembaga pendidikan informal
sangat berpengaruh terhadap peserta didik terutama terhadap kepribadian dan
watak peserta didik. Pendidik di lembaga informal berwujud dalam keluaarga
serta masyarakat yang meliputi temen , musuh dan orang orang sekitar.
·
PENDIDIKAN
FORMAL
Hubungan antara pendidik dan
anak didik di lembaga pendidikan formal terkadang kurang efisien karena terlalu
banyaknya peserta didik dalam satu ruangan sementara pendidiknya hanya satu.
Sehingga peserta didik kurang mampu menguasai materi yang telah disampaikan
oleh pendidik, hal ini disebabkan karena kurangnya pengawasan dan kurangnya
komunikasi antara anak didik dan pendidik.
·
PENDIDIKAN
NON FORMAL
Hubungan antara pendidik dan anak
didik di lembaga pendidikan non formal sangat efisien karena satu pendidik
hanya mendidik beberapa anak didik saja sehingga kegiatan belajar mengajar jadi
lebih focus, pendidik bisa lebih mengawasi anak didiknya lebih detail dan jika
ada yang belum dimengerti dalam proses belajar mengajar anak didik bisa
berkomunikasi dengan mudah. Sehinnga pada proses pendidikan non formal biasanya
lebih berhasil, anak didik lebih mudah mengembangkan potensinya serta memahami materi
yang disampaikan.
F.
RUANG
LINGKUPI
·
PENDIDIKAN
INFORMAL
Ruang lingkup dalam pendidikan informal meliputi keluarga (ayah , ibu ,
kakak, adik serta saudara) dan masyarakat (tetangga,teman) yang sangat
mempengaruhi kepribadian dan watak anak didik. Jika dalam lingkungan banyak
orang orang yang berkibiasaan buruk kemungkinan anak didik akan terpengaruh
dengan kebiasaan yang ada dilingkunganya itu. Misalkan sebuah kampung
masyarakatnya mempunyai kebiasaan minum minuman keras dan membegal atau
merampok orang dari kampung lain yang melintasi kampungnya, kemungkinan besar
anak anak muda beberapa tahun kemudian akan menggantikan atau meneruskan
kebiasaan buruk itu.
Begitu pula sebaliknya jika lingkungan dalam masyarakat itu baik
kemungkinan besar anak didik yang tumbuh dilingkungan tersebut akan baik juga.
Seperti misalnya brazil merupakan Negara yang terkenal dengan sepak bolanya.
Banyak pemain pemain top yang dihasilkan negaara tersebut dan masyarakat disana
juga menjadikan sepak bola olahraga favorite yang dimainkan setiap hari.
Mayoritas penduduk disana pandai bermain sepak bola sehingga kemungkinan besar
anak didik yang tumbuh dan berkembang disana akan pandai bermain sepak bola.
·
PENDIDIKAN
FORMAL
Ruang lingkup dalam pendidikan formal sangat teratur dan disiplin karena
adanya aturan kusus yang telah ditetapkan oleh pihak atasan lembaga. Kebanyakan
anak didik dilembaga formal searah dan disiplin jaang sekali ada yang melenceng
ataupun menyimpang jika pun ada biasanya pihak lembaga langsung melakukan teguran
berupa hukuman bahkan langsung dikeluarkan atau drop out dari lembaga tersebut.
Biasanya anak didik di lembaga pendidikan formal lebih aktiv dan bersosiolisasi
karena banyaknya anak didik dilembaga ini yang mau gak mau harus berbaur dan
berinteraksi setiap hari.
·
PENDIDIKAN
NON FORMAL
Ruang lingkup dalam pendidikan non formal kurang mempengaruhi
kepribadian dari peserta didik karena sedikitnya jumlah anak didik dilembaga
ini. Di lembaga pendidikan non formal biasanya anaknya lebih pasif dan
kurangnya berkomunikasi dan bersosiolisasi sehinnga akan menumbuhkan sikap
individualism bagi anak didik.